Kadang menjadi dewasa itu tidak menyenangkan, dulu sempat berfikir jika kelak dewasa pasti bisa membeli itu ini dengan uang sendiri, memang benar adanya namun ternyata disisi lain juga terasa banyak pahitnya.

Pernah membayangkan bagaimana jika pergi ke masa lalu, namun bukan untuk tinggal dimasa lalunya tapi hanya ingin sedikit bercerita dengan diriku sepuluh tahun yang lalu. Banyak sekali tantangan dan kesedihan yang harus dijalani selama sepuluh tahun terakhir ini.

MEMBUKA PORTAL WAKTU

Saat ini diriku sedang berada ditahun 2024, kebetulan di loteng atas tempat dimana tinggal terdapat atap yang bisa di naiki, sering sekali ketika malam tiba sekiranya pukul sembilan malam naik keatas untuk berbaring sembari melihat bulan dan bintang, berpikir bagaimana kedepannya untuk melanjutkan hidup, kadang juga mengenang masa yang telah terjadi atau bahkan yang hari ini sudah terjadi.

Rasanya nyaman sekali berbaring disini, meletakkan kedua tangan menyilang untuk bantalan kepala, juga menyilangkan kaki untuk lebih rileks lagi. Ketika selesai melamun, sekejap memejamkan mata sambil tersenyum, dalam hati berkata "apapun yang sudah terjadi aku akan tetap bersyukur, karena apa yang telah dimiliki hari ini belum tentu dimiliki orang lain".

Ketika akan beranjak dari berbaring, dan membuka mata, ada sebuah cahaya hijau disamping kananku, berputar-putar dan memercikkan kembang api kecil berwarna hijau juga, dalam waktu lima detik cahaya kecil itu semakin membesar dan membentuk seperti sebuah portal.

Portal berbentuk agak lonjong itu berukuran setidaknya sama seperti pintu namun agak pendek, dan muncul cahaya yang amat terang sekali hingga memenuhi area loteng dimana aku sekarang. Aku terbangun dan duduk terheran apa yang terjadi, kemudian karena penasaran didekatilah portal itu sembari menyercitkan mata, karena memang sangat silau sekali.

Rasanya ruangan ini tak aneh, semua dindingnya berwarna hijau dan disana terlihat seperti orang yang tidak asing, yaa itu diriku yang terlihat kurus sekali dibandingkan dengan diriku saat ini, juga terlihat lebih muda. Dia pun menoleh terkaget kepadaku sambil berkata "siapa kamu?".

Saat diriku ditahun 2014 melihat diriku ditahun 2024

Aku menjawab bahwa ini dirimu yang mungkin lebih tua dari usiamu saat ini, dan memang menyadari ternyata telah masuk kedalam portal yang ternyata adalah mesin waktu. Dengan sedikit tersenyum ku melihat sekeliling kamar yang itu adalah kamarku dulu, tapi untuk pastinya tidak tahu ini tahun berapa.

Diriku yang masih shock dengan apa yang telah terjadi menjawab bahwa ini adalah tahun 2014, pantas saja ternyata saat itu tengah bekerja di perusahaan asing dikota, yang juga sembari menjalani kuliah, maka tak heran jika memang tubuhku saat itu kurus kerontang.

Diriku dimasa
lalu juga sangat penasaran mengapa bisa masuk ketahun 2014 dan sama-sama bertemu dengan diri sendiri, dan aku juga bingung harus menjawab apa. Dia ternyata memang diriku yang sibuk dengan laptopnya, memang tugas kuliah pastinya menumpuk kala itu.

Akhirnya kami berbincang-bincang tentang diri kami masing -masing, jujur saya sangat ingin melihat nenek dan saudara yang pada tahun 2024 sudah tiada, tapi sangat khawatir juga jika portal ini menghilang dan tidak bisa kembali ke masa saat ini. Didalam obrolan yang paling antusias adalah diriku dimasa lalu karena ingin mengetahui apa saja di 10 tahun yang mendatang, mulai dari karir dan juga jodoh.

Sebenarnya tidak ingin membocorkan apa yang sudah terjadi dimasa depan, bisa saja itu akan membuat diriku menjadi minder dan ketakutan akan pengambilan keputusan, aku bercerita dimasa 10 tahun yang akan datang, diriku sudah memiliki buah hati yang lucu sekali juga pintar. untuk pekerjaan masih lancar-lancar saja, walaupun banyak sekali liku-liku dalam pekerjaan, namun itu akan mudah dengan seiring berjalannnya waktu.

Aku berpesan kepada diriku yang mungkin bisa memperbaiki perjalanan hidup, seperti jangan mencoba hal yang tidak seharusnya dilakukan, walaupun hati sangat ingin, tapi percayalah itu akan menyesatkan pada akhirnya, keinginan manusia memang tak terbatas, tapi untuk hal ini diriku harus bisa mengenali bagaimana resiko kedepannya.

Untuk pilihan hidup juga harus dikalkulasi dengan benar, jangan melakukan semua dengan terpaksa karena itu akan menyakiti diri sendiri pada akhirnya, untuk hobi dan pekerjaan saat ini belum bisa menjadi satu kesatuan, jadi bekerja karena butuh dan hobi adalah hobi, belum bisa disatukan menjadi hobi adalah pekerjaan ehingga semuanya berjalan tidak ada paksaan.

Aku juga mengatakan lebih serringlah membaca dan menulis, jangan tergiur denga sosial media yang sedang ngetrend, karena itu akan menghabiskan waktu yang bisa jadi waktu itu akan berguna jika digunakan dengan baik.

Diriku dimasa lalu berlinang air mata, aku tahu apa yang sedang dipikirkannya saat itu, karena itu adalah sebuah ketakutan dimasa depan, sangat takut akan melangkah dan mencari jalan hidup, mungkin pikirannya sedang kacau, dan terlintas ingin mengakhiri hidup, tapi karena disibukkan dengan kegiatan positif seperti kuliah juga bekerja, pikiran itu teralihkan.

Aku sangat kagum dengan diriku dimasa lalu, begitu kuat dan pekerja keras, dan memang buahnya akan terlihat dimasa sekarang ini, walaupun tidak begitu besar, namun tetap disyukuri.

Tak terasa waktu mengobrol menghabiskan waktu empat puluh menit, dan itu terpotong karena melihat portal yang semakin mengecil, sontak diriku masuk keportal untuk kembali kemasa yang sekarang, sambil berkata dan menoleh kepada diriku dimasa lalu "kamu itu hebat, lakukan sebisamu, semuanya ada jalan, jangan takut untuk melangkah, dan ingat selalu hindari kesenangan dunia yang sementara ini"

ternyata aku berkata seakan semuanya baik baik saja dimasa depan, yang padahal ini sangat sulit, semakin tahun ternyata semakin sulit sekali, semakin harus berpikir rasional. Namun aku tidak ingin memutuskan semangatnya dimasa itu, jadi intinya adalah kita hanya bisa menyemangati diri kita sendiri, karena denga begitu keyakinan akan semakin besar.