Waktu dulu sering sekali jika tugas sekolah atau mencari sesuatu pasti lewat Google, baik itu artikel maupun tutorial. Jika mencari di google, pastinya yang keluar ialah situs situs tertentu, bahkan blog juga kadang jadi referensi.

Namun sekarang ini sudah mulai berubah, orang orang lebuh senang jika mencsri referensi dengan konten Audio visual, bukan lagi konten artikel. Mungkin lebih jelas juga mudah dipahami bagi sebagian orang.

Akhirnya konten konten tulisan pun tergeser oleh konten video seperti Yout*be, Tikt*k hingga Inst*gram. Namun bagi saya pribadi lebih memahami konten artikel, walaupun memang tidak dipungkiri konten audio visual juga bagus. Artinya ada pergeseran informasi yang menurut masyarakat lebih mudah dipahami seperti Video dari pada konten artikel.

Blogger

Seperti yang dilansir dari beberapa artikel, bahwa di Indonesia sendiri minat baca masyarakat masih kurang, padshal membaca itu akan mengolah juga mengadah otak agar berpikir lebih luas.

Misalnya ketika kita membaca artikel tutorial membuka kap mesin mobil, itu secara otomatis otak akan berpikir dari apa yang dijelaskan pada konten artikel tersebut, lain halnya jika melihat secara langsung dalam konten audio visual, otak kita mengikuti apa yang dilihat oleh mata tanpa harus banyak berpikir tidak mengerti.

Jadi itu mungkin jadi salah satu kelebihan membaca, namun kembali lagi ke isu awal bahwa mengapa orang cenderung mencari informasi melalui Audio visual dari pada artikel, selain mudah dipahami juga konten audio visual sangat banyak ragamnya, bukan hanya dsri satu aplikasi saja, namun beberapa, bahkan orang orang jika bosan akan loncat ke aplikasi lainnya.

Developer juga tak tinggal diam, mereka melakukan riset data pengunjung hingga dijadikan acuan untuk sistem algoritma timeline, artinya ini bisa membuat pengunjung betah berlama lama scroll atau membuka informasi yang terkait dengan minatnya.

Misalnya jika kita mencari video kucing lucu, maka pada tineline akan muncul video yang berkaitan, ini membuatkita nyaman berlama lama membuka alikasi tersbut.

Dari sini muncul permasalahan baru, Blogger yang mungkin sebelumya semangat dengan membuat srtikel karena pengunungnya banyak, hingga membuat klik iklan mereka semakin tjnggi, karena tergerus isu inu, akhirnya para blogger tidak bersemangat  karena pengunung yang sedikit jyga penghasilan blog yang teus menurun.

Namun bagi saya menulis tetaplah menulis, karena memang hobi, tidak mendapatkan penghasilan pun tak apa, asal hobi tersalurkan saja sudah lebih dari cukup. Syukur syukur tulisannya menjadi referensi dan bermanfaat bagi pembaca.